selamat datang di blog unyu ini, karena aku punya banyak hobby jadi ini blog yang isi nya macem-macem. makasih sudah mampir ke blog aku , semoga aja salah satu posting disini bermanfaat buat kalian. ^^
Friday, June 18, 2010
sinopsis cinerella's sister episode 3
Dae Sung sangat kecewa pada istrinya karena sudah menampar putrinya  sendiri. Dia tahu kalau Hyo Sun juga turut andil dalam menyakiti Eun Jo  dan dia berkata pada Kang Sook: “Aku merasa malu dan terganggu, jangan  lakukan itu lagi.”
Dae Sung lebih baik bila menyangkut Eun Jo  ketimbang Kang Sook. Dia telah melakukan langkah yang salah. Kang Sook  sebenarnya ingin menjadi ibu yang baik bagi Hyo Sun tapi dia malah  bersikap dingin pada anaknya sendiri. Jadi dia berlutut dihadapan Dae  Sung dan berkata kalau dia takut Dae Sung akan memandang rendah dirinya  karena kelakuan putrinya.
Memang ini tidak salah dan Kang Sook  melihat kesempatan untuk memanfaatkan momen ini demi keuntungannya. Dia  mengatakan kalau dia bisa merasakan tatapan merendahkan orang lain dan  berpikir kalau dia hanya janda rendahan. Serangan utama Kang Sook adalah  memutarbalikkan situasi jadi dia tampak tidak bersalah. Hasilnya, Dae  Sung mengumumkan pada semua staffnya kalau siapapun yang tidak bisa  menerima istrinya bisa mengundurkan diri.
Eun Jo duduk di pinggir  danau. Dia membayangkan kalau dia pergi jauh. Pergi ke tempat yang  tidak ada ibunya dan hidup bebas disana. Eun Jo berhenti sejenak dan  melihat Ki Hoon yang tersenyum dan sudah mencarinya kemana-mana. Ki Hoon  mulai membimbingnya pergi tapi Eun Jo menyentakkan tangannya dari  genggaman Ki Hoon. Gerakan mendadak itu membuat tusuk rambut yang Ki  Hoon belikan untuk Eun Jo jatuh dari saku Ki Hoon dan mendarat di atas  pasir. Tidak ada yang memperhatikannya.
Eun Jo berjalan lebih  dulu dari Ki Hoon yang berteriak di belakangnya kalau dia belum hafal  lingkungan disana. Ketika Ki Hoon tersandung dan mendarat di atas batu,  Eun Jo berbalik dan menolehnya sebentar tapi tetap berjalan. Lucunya,  waktu Ki Hoon mengeluh karena ketidakpeduliannya, Eun Jo terpeleset dan  jatuh. Dia cepat-cepat bangkit untuk menutupi wajahnya dan terus  berjalan.
Ki Hoon akhirnya berhasil menyusul Eun Jo dan dia  memperhatikan lutut gadis itu yang berdarah. Ada luka cukup besar di  kakinya dan luka itu tidak akan berhenti mengeluarkan darah. Eun Jo  harus mengobatinya. Ketika Eun Jo mempertahankan wajahnya yang tabah, Ki  Hoon bertanya: “Tidakkah itu sakit?” Karena kesal pada kerewelan Ki  Hoon, Eun Jo menjawab: “Ini sakit! Kenapa ini tidak sakit saja? Tapi apa  boleh buat?”
Di rumah Hyo Sun bertanya pada Kang Sook dimana dia  mendengar kalau anak-anak mengejek Eun Jo karena memiliki nama keluarga  yang berbeda. Hyo Sun sudah bertanya pada semua teman sekelasnya dan  tidak ada satupun yang mengatakan hal seperti itu dan hal itu juga  diakui Eun Jo.
Kang Sook tidak akan mengakui kalau dia sudah  berbohong dan berkata pada Hyo Sun kalau dia pasti salah dengar.  Untungnya, Kang Sook selalu memenangkan kasih sayang Hyo Sun jadi dia  setuju untuk menutup masalah itu disini.
Eun Jo menunjukkan  ekspresi wajah yang kosong waktu seorang dokter membersihkan lukanya  lalu menjahitnya. Ki Hoon berada disana dan dia tidak tahan melihat Eun  Jo diperlakukan seperti itu. Dia lebih tidak percaya lagi pada reaksi  kosong Eun Jo. Ki Hoon bahkan bertanya pada dokter apa Eun Jo punya  masalah dalam penerimaan rasa sakit.
Saat berjalan pulang, Eun Jo  bertanya pada Ki Hoon lagu berbahasa apa yang dia nyanyikan kemarin  malam. Ki Hoon gembira pada ketertarikan Eun Jo dan menjelaskan kalau  itu adalah lagu berbahasa Spanyol. Tertarik pada fakta tentang jarak  Spanyol dan Korea, Eun Jo berpikir, “Kalau aku bersembunyi disana, tidak  akan ada yang mampu menemukanku!”
Tapi pertama-tama, dia harus  mempersiapkan diri. Eun Jo bertanya pada Ki Hoon apakah bahasa Spanyol  sulit dipelajari dan Ki Hoon mulai berbicara antusias tentang Barcelona  dan Gaudi. Tidak tertarik pada topik itu, Eun Jo memotong pembicaraannya  dan meminta Ki Hoon untuk mengajarinya bahasa Spanyol. Mereka bisa  menggunakan waktu satu jam pelajaran matematika mereka untuk belajar  bahasa Spanyol. Tanpa memberi kesempatan berbicara pada Ki Hoon, Eun Jo  pergi begitu saja. Sekarang Ki Hoon khawatir, “Tapi aku tidak tahu  bahasa Spanyol.”
Sesampai di rumah, Eun Jo mendapati pemandangan  yang menyakitkan. Ibunya sedang membuai Hyo Sun dan keduanya tertidur.  Emosinya lebih mudah dibaca ketika tidak ada orang disekelilingnya yang  menyaksikan. Ada segores luka di wajahnya dan setitik air mata mengkilap  di matanya.
Malam itu, Ki Hoon mulai belajar bahasa Spanyol agar  bisa mengajari Eun Jo (Ya ampun, cowok ini benar-benar keren!!!).  Ketika mereka mulai keesokan harinya, Eun Jo bertanya apakah Amerika  Selatan lebih jauh dari Spanyol. Namun, sebelum sempat menjawab, Ki Hoon  sudah dipotong dan diminta untuk meneruskan pelajaran.
Ki Hoon  ingin mulai dengan mengajari Eun Jo alphabet tapi dia sudah  mempelajarinya tadi malam dan ingin lanjut ke Pelajaran 2. Karena hanya  belajar Pelajaran 1, Ki Hoon terlihat panik. Dia tidak siap dengan  Pelajaran 2 jadi dia kembali ke pertanyaan Eun Jo sebelumnya. Dia  menggambar Amerika Selatan dan menunjukkan sebuah titik yang  melambangkan kota Ushuaia yang terletak di Argentina dan merupakan kota  paling selatan di dunia.
Eun Jo bertanya seberapa jauh tempat itu  dan berapa biaya yang diperlukan untuk sampai kesana, yang memancing  pertanyaan kenapa dia ingin pergi ke Ushuaia. Dengan cepat, Eun Jo  berkata kalau sebaiknya pelajaran dilanjutkan dan dia tidak sabar  menunggu pelajaran bahasa Spanyolnya.
Ki Hoon dihadapkan pada dua  kenyataan: melanjutkan percakapab atau mengungkapkan kalau dia adalah  guru bahasa Spanyol gadungan. Ki Hoon memilih yang pertama dan untungnya  dia diselamatkan oleh suara ribut-ribut di luar yang memperpendek waktu  belajar.
Suara ribut itu berasal dari tibanya para tamu untuk  merayakan ulang tahun Dae Sung. Ketika Eun Jo menyaksikan dari kejauhan,  Hyo Sun mendekatinya dan menawarkan satu dari dua hadiah yang sedang  dipegangnya. Hyo Sun tahu kalau Eun Jo tidak akan sempat mempersiapkan  hadiah untuk ayah jadi dia sudah mempersiapkan satu untuknya. Sikap yang  manis tapi Eun Jo menolaknya.
Eun Jo kembali ke kamarnya dan  mengecek pesan voicemail di hp-nya, yang langsung mengubah suasana  hatinya. Pesan itu dari Jung Woo, yang memperingatkan kalau ayahnya yang  pemabuk sedang dalam perjalanan untuk menemukan ibu Eun Jo. Paman Hyo  Sun yang memberikan alamat rumah Kang Sook yang baru pada Jang (ayah  Jung Woo). Eun Jo sangat kesal.
Eun Jo menemukan Jang duduk tepat  di luar gerbang depan. Dia diam disana setelah mengintai Kang Sook yang  menjadi pembawa acara dan menyanyikan lagu untuk para tamu. Jang  menangis waktu dia bernyanyi bersama Kang Sook dan mengatakan kalau lagu  itu dia yang mengajarkan.
Gugup karena Jang akan tertangkap dan  marah karena dia datang untuk mengacaukan pesta, Eun Jo menyeret Jang  menjauh tepat ketika Ki Hoon muncul dihadapan mereka. Dia tidak tahu apa  yang sedang terjadi tapi bisa membaca arah utama keadaan ini dan  mengungsika kedua orang itu ke gudang anggur. Permasalahn itu setidaknya  bisa diselesaikan disana.
Setelah Ki Hoon keluar, Eun Jo berkata  pada Jang kalau Kang Sook sekarang sudah keluar dari kehidupannya –  sebaiknya dia melupakan semuanya. Apakah dia ingin uang? Jang bersikukuh  kalau dia benar-benar mencintai Kang Sook dan ini tidak ada hubungannya  dengan uang.
Suara beberapa pria membuat Eun Jo tegang dan dia  membekap mulut Jang untuk membuatnya tenang. Dae Sung dan beberapa orang  pergi dari pesta untuk mengambil lebih banyak anggur beras dari gudang  dan mereka akan masuk ke dalam gudang.
Untungnya ada Ki Hoon yang  menunggu di luar. Dia menawarkan diri untuk membawakan anggur itu pada  mereka. Ki Hoon masuk dan mengambil satu tong kecil lalu memperingatkan  Eun Jo untuk tidak berlama-lama di ruangan itu. Kalau tidak mereka akan  ditangkap.
Eun Jo berbicara dengan tajam pada Jang, mencoba untuk  membuatnya pulang: Jang tidak punya semuanya, dia tidak punya rumah  besar, dia tidak punya status yang tinggi. Kalau dia punya semua itu  maka Kang Sook akan kembali padanya tanpa berpikir. Sebaliknya, Jang  hanya pemabuk yang suka berjudi yang hati dan jiwanya sudah membusuk.  Kata-kata ini membuat Jang bangun dari mabuknya dan berkata: “Hentikan.”
Dia  memperingatkan Jang untuk tidak kembali sampai dia bisa membawakan Kang  Sook hal yang dia sebutkan tadi. “Kalau kau tidak kembali, maka aku  akan percaya kalau kau mencintai ibuku. Tapi kalau kau tidak  melakukannya, maka kau hanya orang rendahan yang datang untuk uang!” Eun  Jo bahkan tidak bisa menghentikan air mata yang merayapi pipinya.
Dengan  pelan, Jang bangkit dan menatap Eun Jo untuk waktu lama. Eun Jo  ketakutan tapi dia tahan. Jang merasa kalau semuanya sudah cukup dan  akhirnya pergi. Sekaranglah, Eun Jo baru bisa membuat dirinya tenang.
ahlah!”  Eun Jo sebenarnya puas dengan reaksi itu.
Setelah mengantarkan anggur, Ki Hoon menemukan Eun Jo di depan rumah.  Dia sedang menatap Jang yang mencoba melewati truknya. Dia ingin melihat  pria itu segera pergi. “Bisakah kau membunuh pria itu untukku?” Eun Jo  sama sekali tidak punya tenaga untuk melakukan apapun. Dia hanya bisa  menatap Jang.
Ki Hoon melihat air mata frustasi Eun Jo dan  memutuskan untuk mengambil alih. Dia yang akan mengantar Jang pulang.  Dia sudah naik ke tempat kemudi dan berkata kalau dia akan pulang dengan  kereta terakhir dan tiba di rumah pada pagi hari. Eun Jo tidak bisa  mengatakan kalau dia mengkhawatirkan Ki Hoon. Dia dapat membaca ekspresi  Eun Jo dan berkata: “Jangan khawatir!” lalu dia pergi sambil tersenyum.
Ketika  kembali ke dalam gerbang, Eun Jo melihat Hyo Sun dan Kang Sook sedang  bernyanyi sambil menari. Dae Sung terlihat senang tapi dia memperhatikan  Eun Jo yang berjalan lesu. Dia meminta Kang Sook untuk memeriksa  keadaan putrinya.
Kang Sook menemukan Eun Jo di kamarnya dimana  dia mengeluh pada kekejaman Eun Jo dan sikap baik Dae Sung pada Eun Jo.  Setelah siksaan yang dialaminya malam ini, Eun Jo meminta ibunya untuk  keluar dan berteriak dengan frustasi tentang saat-saat ibu  mengabaikannya.
Eun Jo terluka karena ibunya bahkan tidak  memperhatikannya. Dia bahkan tidak tahu lutut Eun Jo terluka. Ironisnya,  satu-satunya hal yang diingat Eun Jo adalah ketulusan seperti ketulusan  Ki Hoon dan Dae Sung. Eun Jo sama sekali tidak tahan pada kepalsuan  ibunya dan mengusir ibunya saat dia mulai mengkhawatirkan lutut Eun Jo  yang terluka.
Ketika Hyo Sun menemui Eun Jo di luar kamar mereka  untuk mengatakan kalau dia memberikan kedua hadiah itu pada ayahnya, Eun  Jo berkata dengan datarnya: “Aku tidak menyukaimu. Kau juga tidak  menyukaiku, kan? Kau tidak bisa menyukaiku. Tidak ada alasan untuk  menyukaiku, jadi bagaimana kau bisa?”
Tapi Hyo Sun berkata, “Tapi  aku benar-benar menyukaimu.” Eun Jo tidak bisa mempercayai hal itu dan  berkata, “Rasanya lebih alami bila membenciku. Lebih sulit membuat  dirimu menyukai seseorang karena kau harus melakukannya. Jadi taka pa  bila membenciku. Aku minta agar bersikap seolah-olah kau tidak  mengenalku.”
Eun Jo berbalik, “Kau membodohi dirimu sendiri!” dan  berkata pada Hyo Sun untuk berpikir lebih cermat. Ketika dia pergi, Eun  Jo berpapasan dengan Dae Sung yang telah menguping percakapan itu.  Benar-benar tidak beruntung dan Eun Jo lebih memilih kalau Dae Sung  lebih baik tidak mendengar semuanya. Tapi Eun Jo tetap berjalan pergi  dengan wajah tegarnya.
Eun Jo menelpon Jung Woo untuk  memberitahunya kalau ada seseorang yang mengantarkan Jang pulang dan  menyuruhnya untuk menelponnya lagi saat Ki Hoon pergi. Eun Jo akan  menutup telponnya tapi Jung Woo memintanya untuk menunggu sebentar  karena ada sesuatu yang akan dia katakan. “Kakak, kau adalah milikku.  Aku mencintaimu.” Cepat-cepat Jung Woo menutup telponnya. Dia gembira  karena sudah menyatakan perasaannya pada Eun Jo.
Eun Jo tetap  terjaga malam itu dan menunggu Ki Hoon pulang. Ketika sudah jam 4 lewat  dan tidak ada tanda-tanda kalau Ki Hoon akan pulang, Eun Jo membuka  pintu gerbang dan menunggu dalam kegelapan. Tapi tetap saja dia tidak  muncul. Eun Jo akhirnya masuk ke dalam dan membiarkan gerbang sedikit  terbuka jadi Ki Hoon bisa masuk. Saat pagi tiba, Eun Jo masih bangun.  Dia tidur semalaman.
Sebenarnya Ki Hoon telah dipanggil pulang  oleh ayahnya. Dia adalah anak bungsu keluarga Hong. Tidak ada yang  menyukai pertemuan itu. Tapi Presiden Hong merasa dia harus  menyelesaikan masalah ini sebelum bertambah buruk. Dia mengatakan kalau  foto-foto Ki Hoon yang sedang bekerja di pabrik milik Dae Sung telah  beredar di media. Keluarganya terpaksa membayar fotografer itu agar  tutup mulut. Tapi, Ki Hoon tidak bisa selamanya seperti ini. Keluarga  Hong bisa hancur kalau Ki Hoon tetap bekerja disana, khususnya istri  Hong.
Ki Hoon menjawab kalau dia tidak akan berhenti bekerja pada  Gu Dae Sung. Bukankah Presiden Hong yang berkata kalau dia sudah tidak  punya tempat lagi di keluarga Hong. Untuk itu, dia tidak memberikan hak  pada ayahnya untuk menentukan bagaimana dia harus menjalani hidupnya.  Dia akan menandatangani dokumen yang menyatakan penyerahan warisannya.  Ibu tiri Ki Hoon masuk dan mengatakan kalau Ki Hoon seharusnya  menunjukkan sedikit rasa hormat – mereka sudah melakukan banyak hal  untuk Ki Hoon.
Ayah berkata dengan tenang pada Ki Hoon, “Jika kau  tidak menyelamatkanku, aku tidak punya siapa-siapa di sisiku.” Ketika  Ki Hoon beranjak pergi, Presiden Hong berkata, “Aku memerlukanmu.” Istri  Presiden Hong dan putra tertuanya telah membeli saham perusahaan. Ki  Hoon mengerti kalau ayahnya memerlukan sahamnya, bukan dirinya. Meski Ki  Hoon tidak pernah mengharapkan kasih sayang pria ini, dia menjawab  dengan pahit, “Aku hampir memercayaimu selama sesaat saat kau bilang kau  memerlukanku.” Dia lalu menambahkan, “Aku hampir berpikir kau  benar-benar memerlukanku.”
Ki Hoon mengunjungi makam ibunya yang  terletak di lereng gunung, dimana dia duduk dengan sedih. Dia bertanya  pada ibunya apakah dia harus lanjut dan berbicara pada para wartawan dan  mengungkap segalanya, tepat seperti yang ditakutkan keluarga Hong. Atau  dia seharusnya membiarkan mereka membayarnya sebagai ganti atas aksi  diamnya. Apa yang harus dia minta? Ki Hoon lalu mengeluarkan sebotol  soju yang dia bawa.
Sepanjang hari, Eun Jo merasa sangat  terganggu. Di dalam kelas, dia merasa sedikit gembira saat Hyo Sun  menelpon paman dan bertanya tentang Ki Hoon, dia belum kembali dan tidak  menjawab telponnya.
Pada malam hari, Ki Hoon masih saja  menghilang. Eun Jo berbaring di atas tempat tidurnya, tidak bisa  memejamkan mata. Dia menyerah dan akhirnya pergi ke luar. Kali ini Ki  Hoon berdiri di luar, bersandar di tembok. Terkejut, tenang, dan gugup,  Eun Jo berpikir, “Dia disini.” Lalu Ki Hoon tersenyum padanya dan Eun Jo  kembali berpikir, “Dia tersenyum.”
Ki Hoon memanggilnya, “Eun Jo  ya.” Dan melambaikan tangan untuk menyuruhnya mendekat. Mata Eun Jo  dihalangi embun, dan dia berpikir, “Dia memanggilku Eun Jo ya.” Ki Hoon  memanggilnya untuk mendekat tapi Eun Jo malah berdiri tak bergerak  sambil berpikir, “Dia memanggilku Eun Jo ya.”
Ki Hoon salah  mengerti pada sikap Eun Jo yang membatu dan bergumam kecewa. Bahkan  ketika sekali lagi Eun Jo bersuka ria, “Dia memanggilku Eun Jo ya.”  Berpikir kalau Eun Jo tidak akan mendekatinya, Ki Hoon berjalan ke  tempat Eun Jo berdiri dan tersandung di saat-saat terakhir. Eun Jo  menangkapnya dan menyeimbangkannya. Dia masih berpikir, “Dia memanggilku  Eun Jo ya.”
Ki Hoon bersandar pada Eun Jo dan berkata, “Aku  lapar.” Ki Hoon menahan air matanya, dan berkata lagi, “Aku kelaparan  hingga mau mati.” Karena mendengar Ki Hoon yang kelaparan, Eun Jo sibuk  menyiapkan makanan. Selama itu, dia masih berpikir, “Dia memanggilku Eun  Jo ya.” Dan terus, “Dia memanggilku Eun Jo ya.”
Ketika Eun Jo  mengantarkan makanan itu, dia memandangi Ki Hoon lebih dekat dan  memperhatikan salah satu kaus kakinya terlepas. Dengan lembut Eun Jo  memasangkan kaos kaki itu tapi ketika Ki Hoon bergerak dalam tidurnya,  Eun Jo melompat dan berlari seperti orang ketakutan. Dia terengah-engah  saat sampai di kamarnya. Saat dia melihat bekas lukanya, ternyata sudah  sembuh.
Pada pagi hari, Hyo Sun menyerbu masuk ke kamar Ki Hoon  dan membangunkannya. Dia bertanya-tanya kenapa menyiapkan makanan tapi  tidak memakannya. Melihat meja itu, Ki Hoon ingat pada kata-kata Eun Jo  untuk makan – yang terdengar secara tidak sadar di tidurnya – dan  senyuman mematikan itu muncul lagi ketika dia ingat siapa yang  bertanggunga jawab. Ki Hoon mulai makan, mengabaikan Hyo Sun yang sedih  karena merasakan Ki Hoon berada jauh dari dirinya. Hyo Sun bertanya,  “Kak, siapa aku?” tapi Ki Hoon sibuk makan sehingga tidak menjawabnya.
Dalam  perjalanan ke sekolah, Hyo Sun dengan waswas mengabarkan tentang  kompetisi menarinya yang akan datang. Ayah dan ibu mungkin melupakannya,  dan dia tidak yakin bagaimana dengan paman atau Ki Hoon. Mengumpulkan  semua keberaniannya, dia bertanya pada Hyo Sun apakah bisa menontonnya  dan langsung mendapat jawaban tidak.
Hyo Sun kecewa tapi dia  tidak mempermasalahkannya, dia sudah terbiasa pada sikap Eun Jo. Dia  berkata dengan kegembiraan yang dipalsukan kalau tidak apa – Dong Soo  (cowok yang dulu menyuruhnya berhenti mengirim sms) sekarang telah  bersikap lebih baik padanya. Dan saat Hyo Sun menceritakan tentang lomba  itu, dia bilang bisa datang.
Eun Jo tidak peduli pada masalah  ini dan mendesah. Dengan suara bergetar, Hyo Sun berkata: “Aku tahu apa  artinya sebuah desahan. Itu artinya kau lelas melihatku, kan? Aku tahu,  tapi kak, tidak peduli bagaimana aku memikirkannya aku tidak mengerti  apa maksudmu tentang membohongi diriku sendiri. Aku benar-benar  menyukaimu. Tapi kau membenciku. Aku tahu, jadi kau bisa terus  membenciku. Aku akan tetap menyukaimu. Walaupun kau membenciku, aku  tidak akan mengganggumu seperti aku, jadi jangan menyuruhku untuk  memaksa diriku membencimu. Jika itu membuatmu senang, aku akan melakukan  apa saja – asal jangan membencimu. Kau mungkin membenciku karena  membicarakan ini, kan? Aku tahu. Aku minta maaf.” Hyo Sun kemudian  berlari untuk bergabung dengan Dong Soo.
Ketika Eun Jo belajar,  suara Ki Hoon mengganggu pikirannya. Ini sedikit mengerikan buatnya.  Setelah pulang sekolah, langkah kakinya membawanya ke danau dimana dia  melihat Ki Hoon sedang duduk sendiri. Untuk beberapa saat dia terlihat  senang tapi suasana hatinya berubah saat dia melihat seorang gadis tak  dikenal bergabung dengan Ki Hoon dan menyerahkan sebuah tas belanja  padanya.
Ketika sampai di rumah, Eun Jo melihat Dong Soo sedang  mengintai ke sekeliling rumah sambil membawa bunga. Waktu dia melihat  kehadirannya, dia menjatuhkan buket bunga itu dan pergi tanpa sepatah  katapun. Eun Jo sama sekali tidak punya keinginan untuk menyampaikan  bunga itu pada Hyo Sun, jadi dia meninggalkannya begitu saja.
Di dalam dia melihat ibu sedang menggunting kuku kaki Hyo Sun. Ketika  masuk ke dalam kamarnya, Eun Jo menemukan perlengkapan minum the. Dia  menatapnya dengan marah. Hyo Sun memberikannya sebagai hadiah karena Eun  Jo akan pindah ke kamar barunya besok. Inilah cara Hyo Sun untuk  merayakan hari terakhir mereka sebagai teman sekamar. Di hari lain, Eun  Jo mungkin akan mengabaikan ini. Tapi sekarang dia benar-benar marah.  Jadi dia bertanya pada Hyo Sun, “Kalau kau begitu menyukaiku, bisakah  kau memberikan apapun yang aku minta?”
Hyo Sun terlihat senang  dan bertanya apa yang diinginkan Eun Jo. Dia akan melakukannya. Eun Jo  berkata, “Kau bisa menangani apapu yang aku minta?” Hyo Sun mengangguk  tanpa ragu. Eun Jo menantangnya lagi, “Tak peduli apapun yang aku  miliki, kau bisa menyukaiku sampai akhir?” Hyo Sun berkata kalau dia  bisa.
Jadi Eun Jo keluar dan mengambil buket bunga dimana Dong  Soo menjatuhkannya sambil berpikir, “Aku tidak tahu kenapa aku ingin  memainkan lelucon ini. Aku hanya merasa marah pada sesuatu. Tapi aku  tidak tahu itu apa sebenarnya.”
Eun Jo memberikan bunga itu pada  Hyo Sun dan mengatakan kalau Dong Soo yang memberikannya dan ingin  mengajaknya berkencan. Disanalah, dia menjelaskan kalau Hyo Sun telah  membodohi dirinya sendiri. Sekarang Eun Jo sudah mendapatkan kemarahan  Hyo Sun dan dia tidak bisa terus menyukainya.
Hyo Sun terkejut  dan terluka. Dia melihat kartu di buket itu dan mulai membacanya. Eun Jo  belum memeperhatikan kartu itu, yang akan mengahancurkan leluconnya.  Jadi dia mengambil kartu itu saat Hyo Sun mulai menangis dan pergi.
Sekejam  leluconnya, Eun Jo puas bisa menggunakannya untuk mengakhiri semuanya  disini. Tapi waktu dia melihat kartu itu, dia terkejut. Bunga itu  untuknya: “Song Eun Jo! Aku menyukaimu! Aku ingin pergi kencan denganmu –  ayo kencan! Aku akan memperlakukanmu dengan baik!”
Berikutnya,  Hyo Sun masuk lagi ke ruangan itu. Sambil membelalak, dia berkata,  “Pengemis.” Eun Jo menyuruhnya untuk mengulanginya lagi. Jadi, Hyo Sun  yang dibanjiri oleh kemarahan, meneriakkannya dengan suara yang jelas  dank eras, “Pengemis! Enyahlah!” Eun Jo sebenarnya puas dengan reaksi  itu.
Label:
Sinopsis Drama Korea
sometimes I love animal more than I love human • mencintai langit apapun yang terjadi 
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
No comments:
Post a Comment